-->

Saturday, February 23, 2019

BELAJAR SEPERTI ANAK KECIL | Matius 18:1-5

BELAJAR SEPERTI ANAK KECIL
Matius 18:1-5

Shalom, Apakah anda mau dibilang seperti anak kecil? Banyak orang dewasa tidak mau disebut begitu. Orang akan merasa tersinggung karena yang kita assosiasikan dengan anak kecil adalah sifat-sifat yang kurang bagus seperti lemah, kurang berpengalaman, memalukan, tidak tahu apa-apa, belum bisa bertanggung jawab, kurang sopan, bicaranya tidak karuan, atau perilaku konyol lainnya. Yesus memiliki pandangan sendiri tentang anak kecil. Pelajaran apakah yang Yesus sampaikan tentang anak kecil berkaitan dengan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?

Suatu ketika murid-murid Yesus bertanya kepadaNya perihal siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkan di tengah-tengah mereka, serta berkata, "...sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (ayat 3,4).  Jawaban Yesus ini benar-benar mengejutkan mereka! Mengapa Dia memberikan contoh anak kecil, bukan yang lain? Karena ada sifat-sifat anak kecil yang dapat kita teladani, di antaranya:

1.      Ia percaya penuh kepada bapanya.

Seorang anak kecil tidak pernah kuatir terhadap apa pun karena ia tahu bapanya pasti akan menyediakan segala sesuatu yang ia butuhkan. Ia juga tidak pernah merasa takut karena ia yakin bapanya senantiasa menjaga dan memberinya perlindungan; ia percaya penuh kepada bapanya di segala situasi. Iman seperti anak kecil inilah yang seharusnya dimiliki setiap orang percaya.  Namun sebaliknya, kita begitu mudah kuatir dan ketakutan ketika berada di situasi sulit. Kita lupa janji firmanNya: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7).

2.      Ia mudah dibentuk dan diajar (taat).

Selanjutnya, seorang anak kecil selalu taat terhadap apa yang diperintahkan oleh bapanya; mudah diajar dan dibentuk tanpa pernah mendebat. Firman Tuhan pun bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk kita taati dengan segala kerendahan hati. Dalam hal ketaatan, Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita. Dia berkata, "MakananKu ialah melakukan kehendak Dia (Bapa) yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya." (Yohanes 4:34) dan "...taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Jangankan taat, tertegur oleh firman Tuhan yang keras saja tidak sedikit dari kita yang langsung tersinggung dan ngambek. Kita sulit menerima teguran! Ayub menasihati, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa."  (Ayub 5:17).

Maka, menjadi seperti anak kecil ini bukan berarti bahwa kita harus bersikap kekanak-kanakan. Ini juga tidak berarti bahwa dalam segala hal, kita harus menjadi seperti anak kecil! (1 Kor. 14:20), penekanan Yesus adalah bahwa kita harus menjadi seperti anak kecil dalam kerendahan hati. Seseorang yang rendah hati akan memiliki kepercayaan penuh kepada seseorang dan kehidupannya akan mudah untuk dibentuk. Tuhan Yesus Memberkati. Amin!
NEXT ARTICLE Next Post
This Is The Oldest Page
MHS
NEXT ARTICLE Next Post
This Is The Oldest Page
 

Delivered by FeedBurner