-->

Sunday, March 10, 2019

WAKTU YANG TIDAK SIA-SIA | Amsal 24:33-34

WAKTU YANG TIDAK SIA-SIA
Amsal 24:33-34

Shalom, Membaca kisah-kisah sukses berbagai tokoh selalu membawa kekaguman tersendiri bagi saya. Rata-rata dari mereka harus melalui masa-masa sulit penuh penderitaan sebelum akhirnya mencapai sukses. Kegagalan bukannya tidak pernah ada, tapi yang membedakan adalah keteguhan tekat dan semangat pantang menyerah untuk terus mencoba. Jika mereka bisa sukses, mengapa kita tidak? Apakah waktu yang diberikan kepada mereka jauh lebih besar dari kita? Apakah Bunda Teresa, Leonardo da Vinci hingga Bill Gates memiliki waktu yang berbeda ukuran dengan kita? Tentu saja tidak.

Kita hidup di dunia yang sama, kita sama-sama manusia seperti mereka dengan ukuran dan kapasitas otak yang sama. Kehidupan yang menurut kemauan Tuhan merupakan hasil dari kehidupan kristen yang disiplin. Dan kehidupan kristen yang disiplin tidak terlepas dari pemakaian waktu yang disiplin pula. Jika kita ingin menjadi seperti Yesus, kita juga harus mendisiplin diri dalam menggunakan waktu. Yesus melakukan hal itu. Allah memberi kita waktu dan pekerjaan untuk kita lakukan dalam hidup kita. Semakin kita menjadi seperti Yesus, semakin kita mengerti, mengapa waktu yang Tuhan berikan kepada kita harus digunakan secara disiplin. Lalu bagaimana membuat waktu yang Tuhan telah berikan tidak menjadi sia-sia?

1.      Jangan Menunda Tanggung Jawab (Kej. 22:2-3)

Ada 86.400 detik yang dihadiahkan Tuhan kepada kita setiap harinya, dan itu berlaku sama bagi semua orang. Kalikan itu dengan umur kita sekarang, maka kita akan terkejut melihat angkanya. Apa yang kita pakai untuk mengisi milyaran atau trilyunan detik yang sudah kita lalui hingga saat ini? Satu pembelajaran yang selalu saya dapati dari kisah sukses para tokoh adalah komitmen mereka untuk tidak membuang-buang waktu. Mereka selalu mempergunakan segala waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang mereka peroleh. Kalimat “keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham” menunjukkan Abraham mempergunakan waktunya untuk melakukan tanggung Jawab yang Tuhan telah perintahkan dengan tidak menunda-nundanya. Seringkali menunda-nunda waktu menjadi masalah utama yang membuat seseorang tidak kunjung berhasil menjalani kehidupannya.

2.      Mengelola Waktu (Mzm. 90:12)

Baik dalam Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru kita mendapati peringatan berulang-ulang lewat firman Tuhan untuk menghargai waktu dengan sebaik-baiknya. Membuang-buang waktu jelas bukan karakter yang dimiliki oleh orang percaya, tapi nyatanya masih banyak diantara kita sendiri yang terus melewatkan kesempatan dan menyia-nyiakan waktu yang seharusnya bisa kita pergunakan, baik untuk berhasil dalam hidup, untuk memberkati sesama atau bahkan untuk sekedar mengucap syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan penyertaanNya. Sebuah bagian dari doa Musa yang dicatat dalam kitab Mazmur menggambarkan kesadarannya akan betapa pentingnya waktu yang telah disediakan bagi kita. “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12). Dibandingkan kekekalan yang menanti kita, hidup di dunia ini memanglah singkat. Tetapi bukankah 86.400 detik sehari seharusnya lebih dari cukup bagi kita untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan? 86.400 detik per-hari. Dengan apa kita mengisinya? Waktu yang sudah lewat tidak akan pernah bisa kembali lagi. Jika kita masih terbiasa membuang-buang waktu, ini saatnya untuk berubah. Pastikan bahwa 86.400 detik per-hari itu kita pergunakan dengan baik dan tidak menjadi sia-sia. Tuhan Yesus Memberkati, Amin!
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
MHS
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner