DIPIMPIN UNTUK MEMIMPIN
Keluaran 33:7-11
Keluaran 33:7-11
Shalom, waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Musa masuk ke dalam kemah pertemuan yang dibangunnya untuk bersekutu dengan Tuhan, kemuliaan Tuhan turun dalam bentuk tiang awan yang berhenti di pintu kemah. Di sana Tuhan berbicara dengan Musa berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
Pelayanan adalah sarana pelatihan calon pemimpin, hanya Yosua yang mendapat ijin untuk ikut Musa naik ke gunung Sinai di mana Tuhan memberikan hukum Taurat kepada orang Israel, sementara seluruh bangsa Israel yang lain harus menunggu di perkemahan (Keluaran 24:12-14). Tentunya ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa bagi seseorang yang masih muda seperti Yosua, memang ada saat-saat di mana Yosua harus tinggal di pertengahan jalan sementara Musa sendiri yang menerima loh batu yang berisi 10 perintah Allah. Dalam kitab Keluaran 33:7-11 disebutkan bahwa Yosua mempunyai tugas untuk menjaga kemah pertemuan yaitu kemah di mana Musa bisa berbicara sambil berhadapan muka dengan Tuhan. Lewat hal ini, Yosua belajar bagaimana hidup dalam hadirat Tuhan. Yosua melihat hal itu dari dekat, sebab ia berada di kemah itu juga. Yosua bisa melihat dan mengalami bagaimana kuasa kemuliaan Tuhan yang dasyat diberikan kepada orang-orang yang mau mencari Tuhan. Melewati rentang waktu, Yosua tetap ingat untuk tetap berada dalam kemah kemuliaan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Peluang yang paling indah dan terbesar untuk kita memandang Tuhan dan bersekutu secara dekat adalah saat kita dalam hadirat-Nya. Yosua tahu bahwa ia hanya mendapat pengalaman yang kecil, sehingga ia merindukan masuk ke dalam kemuliaan yang lebih besar. Mari datang mendekat kepada Tuhan, sebab ada Anugerah Tuhan bagi mereka yang rindu pada-Nya.
Ketika Musa mati, Tuhan tidak membiarkan bangsa Israel tanpa pemimpin. Sebaliknya Tuhan sudah mempersiapkan orang yang dipilih-Nya untuk menggantikan Musa. Generasi baru pemimpin Israel tersebut adalah Yosua. Yosua bukan Musa, tetapi Yosua tidak kalah kualitas kepemimpinannya dari pada Musa. Tuhan sendiri yang sudah mempersiapkan Yosua untuk memimpin bangsa Israel dan melanjutkan visi mereka untuk masuk dan menduduki tanah perjanjian. Kitab Bilangan pasal 13 mencatat bahwa Yosua adalah anak dari Nun (Yosua bin Nun) dari suku Efraim, dicatat juga bahwa Yosua dilahirkan dengan nama “Hosea” yang memiliki makna “Keselamatan” (Bilangan 13:8). Musa kemudian mengganti namanya menjadi “Yosua” yang berarti “Tuhan adalah Keselamatan” (Bilangan 13:16). Kedua nama tersebut sangat penting artinya. Ketika Yosua masih muda, ia diangkat menjadi abdi atau pelayan Musa. Ini berarti sejak muda Yosua sudah menjadi pelayan dari sang pemimpin bangsa Israel. Hal ini tentunya memberikan kesempatan bagi Yosua untuk belajar dari Musa mengenai cara memimpin. Jadi, ketaatan akan Tuhan membawa Yosua mendapat kepercayaan-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. Amin!