-->

Thursday, May 30, 2019

KASIH MENUTUPI DOSA | 1 Petrus 4:8

KASIH MENUTUPI DOSA
1 Petrus 4:8


Shalom, Yesus tahu bahwa jam-jam terakhir bersama para rasulnya sangat berharga. Ia menyadari apa yang ada di depan mereka. Mereka harus melakukan pekerjaan besar, tetapi mereka akan dibenci dan dianiaya, sama seperti yang ia alami. (Yohanes 15:18-20) Ketika mereka berkumpul pada malam terakhir itu, lebih dari satu kali ia mengingatkan mereka tentang perlunya ”mengasihi satu sama lain”. (Yohanes 13:34, 35; 15:12, 13, 17). Rasul Petrus, yang hadir pada malam itu, memahami pentingnya pengingat tersebut. Bertahun-tahun kemudian, dalam surat yang ia tulis menjelang kebinasaan Yerusalem, Petrus menandaskan pentingnya kasih. Ia menasihati orang-orang Kristen, ”Akhir dari segala perkara sudah dekat. . . . Di atas segalanya, kasihilah satu sama lain dengan sungguh-sungguh.” (1 Petrus 4:7-8). Banyak orang berpendapat bahwa kasih adalah perasaan yang harus muncul secara alami. Namun, Petrus tidak sedang membicarakan sembarang kasih; ia sedang berbicara tentang kasih yang paling luhur. Kata ’kasih’ di 1 Petrus 4:8 merupakan terjemahan kata Yunani agape. Kata itu memaksudkan kasih yang tidak mementingkan diri yang dibimbing, atau dikendalikan, oleh prinsip. 

Menurut sebuah karya referensi, kasih agape dapat diperintah karena yang utama dari jenis kasih ini bukanlah emosi melainkan tekad untuk bertindak dengan cara tertentu. Karena kita mewarisi kecenderungan untuk mementingkan diri, kita perlu diingatkan terus untuk saling mengasihi, dan memperlihatkannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang saleh (Kejadian 8:21; Roma 5:12). Bukan berarti bahwa kita saling mengasihi hanya karena kewajiban. Agape bukanlah kasih tanpa kehangatan dan perasaan. Petrus mengatakan bahwa kita harus ’mengasihi satu sama lain dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, perlu ada upaya untuk memperlihatkan kasih ini. Sehubungan dengan kata Yunani yang diterjemahkan ”dengan sungguh-sungguh”.

Ada perbedaan sangat jelas antara menutupi dosa dengan menutup-nutupi dosa. Jangan mengira jika kita dan teman kita saling menutupi dosa satu sama lain itu artinya kita mengasihi dia. Bukan itu yang dimaksud oleh Rasul Petrus pada ayat renungan kita hari ini. Secara sederhana, Rasul Petrus ingin mengatakan bahwa kasih membuat kita tidak fokus dosa, kekurangan, atau kesalahan seseorang, melainkan kepada pribadi dari orang tersebut. Cara pandang seperti itulah yang membuat kita dapat terus sabar dan setia menuntun seseorang untuk “belajar berdiri” atau “belajar berjalan” di dalam Kristus. Jika kita fokus pada hal yang positif dari orang tersebut, kita akan lebih mudah mengasihinya. Dan, pada akhirnya, kasih yang kita tunjukkan kepadanya dapat mengubahkan hidup orang itu untuk selamanya. 

Petrus sempat menyangkal dan mengutuk Yesus menjelang peristiwa salib. Sesaat setelah Yesus bangkit, Yesus mencari Petrus yang telah kembali ke kehidupan lamanya, yaitu menjadi nelayan. Yesus menemui Petrus bukan untuk menudingnya, melainkan untuk menunjukkan bahwa Dia tetap mengasihi Petrus sekalipun Petrus meninggalkan-Nya. Kasih yang Yesus berikan kepada Petrus membuat Petrus kembali ke jalan Tuhan dan melayani Tuhan sampai akhir hidupnya. Pengampunan yang Yesus berikan kepada Petrus menutupi atau menyelimuti banyak dosa yang mungkin saja dilakukan oleh Petrus jika Yesus membiarkan Petrus hidup dalam rasa bersalahnya. Saya percaya, Tuhan ingin kita melakukan hal yang sama terhadap orang-orang di sekeliling kita, yaitu supaya kita mengasihi dan mengampuni mereka. Sekalipun mereka terlihat lambat untuk berubah, percayalah kasih tidak pernah gagal untuk mengubah kehidupan seseorang. Tuhan Yesus Memberkati, Amin.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
MHS
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner