MENJADI PENDENGAR YANG TAAT
2 Raja-raja 4:1-44
Shalom, perjalanan hidup manusia di dunia ini penuh dengan warna-warni, segala sesuatu bisa berubah dengan drastis: kadang berada di atas, tapi dengan secepat kilat bisa berada di bawah; hari ini berlimpah harta, esok masuk penjara; hari ini berada di puncak popularitas, esok dengan gampang dilupakan orang dan tak dianggap lagi. Tetapi ketika kita menjadi pendengar yang taat terhadap perintahnya maka kita akan:
1. Diberkati Dengan Mujizat-Nya
Ada kisah seorang wanita yang mengalami pergumulan sangat berat. Kebahagiaan dan canda tawa yang ia rajut bersama suami terasa begitu cepat berlalu, berganti kepedihan dan penderitaan; Suaminya mati dan meninggalkan banyak hutang. Dikatakannya, "...penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." (2 Raja-Raja 4:1). Namun jika kita baca di akhir kisah, janda ini mengalami terobosan dalam hidupnya; mujizat dan pertolongan Tuhan yang ajaib dinyatakan. Apa rahasianya? 1. Ia datang ke alamat yang tepat. Janda ini menyampaikan permasalahannya kepada Tuhan dan pada akhirnya ia beroleh pertolongan. Tuhan berkata, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku." (Mazmur 50:15). 2. Ia bertindak dengan iman. Sedikit minyak berubah menjadi banyak ketika janda ini mau melakukan apa yang diperintahkan Elisa yaitu meminta bejana-bejana dari tetangganya. Perintah itu sungguh tidak masuk akal, tapi ketika kita mau taat, itulah permulaan dari mujizat! Iman harus disertai dengan perbuatan (baca Yakobus 2:17). Peristiwa yang terjadi dalam hidup kita tidak pernah lepas dari perhatiaan Tuhan. Terkadang itu diijinkan karena ada rencana Tuhan di balik itu, yaitu namaNya dimuliakan melalui kita. Karena itu yakinlah, masih ada mujizat di segala keadaan kita!
2. Memberkati Orang Yang Membutuhkan
Orang sering silau oleh hal-hal yang spektakuler. Ada hal lain yang jauh lebih penting, yaitu hati yang penuh kasih dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Hati seperti ini menjadi syarat Tuhan memakai kita menjadi berkat untuk orang lain. Perempuan Sunem ini peka akan kebutuhan Elisa, nabi yang kerap singgah di rumahnya. Wanita ini membangun sebuah bilik untuk tempat istirahat Elisa. Semua ini dilakukannya bukan atas dasar pamrih, tetapi wujud ungkapan kasih kepada Allah yang kudus (ayat 9). Itulah sebabnya, keinginannya untuk mendapatkan seorang anak tidak dia ungkapkan (ayat 12-14). Elisa juga peka akan kebutuhan keluarga Sunem ini (ayat 16). Kerinduan mereka akan anak dikabulkan Tuhan (ayat 17). Namun, Elisa belajar pula bahwa kepekaan kepada sesama manusia saja tidak cukup tanpa pimpinan Tuhan (ayat 18-28). Keluarga Sunem itu harus mengalami tragedi kehilangan anak terlebih dahulu sebelum mereka mendapatkan kembali anaknya (ayat 32,36-37). Melalui penderitaan itu mereka sungguh-sungguh merasakan anugeah Tuhan. Kepekaan Elisa lebih lanjut ditunjukkan dengan kepeduliannya memenuhi kebutuhan hidup para nabi yang dipimpinnya (ayat 38-44). Apa yang dilakukan perempuan Sunem dan Elisa tersebut menunjukkan sikap saling peduli.
Dibutuhkan kepekaan dari Tuhan untuk mewujudkan sikap peduli tersebut. Teladan Elisa dan perempuan Sunem menunjukkan bahwa sikap saling peduli mereka adalah kepedulian antara umat dan hamba Tuhan, bukan hanya pada tingkatan umat. Ketika umat Tuhan mewujudkan sikap saling peduli tersebut, Gereja menyaksikan kasih dan kepedulian Tuhan kepada dunia. Buka hati kepada Tuhan maka Dia akan membuka hati Anda kepada orang-orang di sekeliling Anda yang membutuhkan Dia! Tuhan Yesus Memberkati. Amin!