KEKUATAN DALAM MEMBERI
Shalom, memberi merupakan tindakan seseorang membagikan sesuatu dari apa yang dimilikinya, dapat berupa uang, barang, makanan dan lain-lain. Beberapa orang berfikir, seseorang baru bisa memberi kalau mereka sudah memiliki apa yang mereka butuhkan karena alasannya adalah memberi sesuatu hal kepada orang lain hanyalah merugikan diri sendiri. Apakah demikian? Jika tidak, lalu apa yang menjadi kekuatan dalam memberi?
1. Supaya Kita Cukup Dalam Segala Sesuatu
Ketika menjelaskan berkat yang diperoleh dalam pemberian kasih, hukum tabur tuai dipakai oleh Paulus sebagai motivasi bagi orang Korintus untuk memberi dengan kerelaan hati dengan sukacita dan tanpa paksaan (2 Kor. 9:6-7). Mereka sebelumnya sudah berjanji untuk memberikan persembahan bagi jemaat di Yerusalem. Jemaat Korintus tidak perlu takut akan kekurangan kalau memberi, sebab Allah akan memberkati mereka yang bermurah hati dalam memberi. Mereka justru akan berkelimpahan dalam segala sesuatu. Orang percaya yang memberi menurut kemampuan mereka untuk menolong orang lain yang membutuhkan, akan menemukan bahwa kasih karunia Allah mencukupi kebutuhan mereka sendiri.
2. Supaya Kita Menjadi Berkat Untuk Orang Lain
Dalam 2 Korintus 9:12 menunjukkan dengan demikian, pemberian untuk pelayanan kasih akan membawa berkat bagi orang percaya di Yerusalem dan jemaat Korintus sendiri, karena pemberian orang percaya menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Karena itu, pemberian orang Korintus akan melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Maka dalam memberi tidak hanya kasih karunia Allah mencukupi kebutuhan pribadi masing-masing, tetapi lebih banyak lagi, supaya mereka berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Kebajikan untuk dapat mengambil tindakan supaya dapat memberikan kepada orang lain dari kecukupannya. Dengan memberi, orang lain akan merasa diberkati dan dengan perbuatan “memberi dengan sukacita”, banyak orang yang akan percaya kepada Yesus Kristus. Ini berarti, perbuatan “memberi” yang kita kerjakan dapat menjadi kesaksian yang hidup bagi orang lain (2 Kor. 9:13).
Salah satu cara mendisiplinkan diri dalam memberi adalah dengan menjadikan memberi itu sebagai kebiasaan (1 Kor. 16:2). Penuh dengan niat dan kesengajaan dengan menyisihkan sesuatu untuk diberikan (Gal. 6:7; 2 Kor. 9:6). Maka untuk mendisiplinkan diri dalam memberi kita harus dapat mengatur pendapatan keuangan yang ada pada kita. Tips dalam mengatur keuangan:
· 10% = Persepuluhan
· 10% = Memberi
· 10 % = Tabungan pribadi
· 70 % = Kebutuhan sehari-hari
Seorang petani yang menabur benih, akan kehilangan benih itu ketika benih jatuh dari tangannya. Namun benih itu tidak hilang begitu saja, karena ada harapan bahwa benih itu akan memberikan hasil yang berlipat ganda di kemudian hari. Jika si petani ingin terus menggenggam benih itu maka ia hanya akan memanen sedikit hasil. Sementara petani yang melepaskan lebih banyak benih akan menghasilkan panen lebih banyak pula. Jadi dalam memberi terdapat kekuatan yang dapat dinikmati yaitu kita cukup dalam segala sesuatu dan kita menjadi berkat untuk orang lain. Menaburlah sesuai dengan kerelaan hati dan kemampuanmu sebab apa yang ditabur itu juga yang akan di tuai. Tuhan Yesus Memberkati. Amin!