-->

Wednesday, March 13, 2019

MENJADI KRISTEN SEJATI | Roma 8:14-18

MENJADI KRISTEN SEJATI
Roma 8:14-18

Shalom, beberapa orang beranggapan ketika dirinya sudah rajin beribadah, pelayanan, mempuyai KTP Kristen sudah menganggap dirinya adalah Kristen sejati. Apakah demikian? Kristen sejati disebut juga sebagai anak-anak Allah. Jika tidak, lalu bagaimana menjadi Kristen sejati?

1.      Dipimpin Oleh Roh Kudus (ay. 14-16)

Paulus kembali menegaskan bahwa setiap orang tanpa terkecuali yang di pimpin Roh Allah adalah anak Allah. Indikator bahwa seseorang adalah anak Allah jikalau hidupnya dipimpin Roh Kudus, bukan roh perbudakan. Roh Perbudakan memimpin orang hidup dalam ketakutan, kecemasan dan ketidak pastian, sebaliknya Roh Kudus memimpin orang menjadi berkemampuan untuk berdoa dan dilayakkan menyapa Allah sebagai Bapa (ya Abba, ya Bapa). Doa kita kepada Bapa di Sorga merupakan kesaksian hati, kesaksian roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan pada saat kita berdoa, Roh Allah menolong kita dalam doa, sama seperti apa yang dikatakan dalam Roma 8:26-27. Dengan demikian Dia ikut bersaksi kepada roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jika kita menerimaNya, kita yakin dapat melakukan apa yang diharapkan karena kita didiami Roh Allah, dan kita tahu bahwa didiami bukan hanya karena kita "berseru, 'ya Abba, ya Bapa!'", tetapi juga karena kesaksian Roh Allah yang ada di dalam diri kita sendiri. Tidak hanya itu, Roh Kudus juga memimpin kita untuk berani bersaksi, berani menyatakan dirinya sebagai anak-anak Allah bagi dunia ini. Dipimpin oleh Roh Kudus berarti, pikiran kita harus selalu memprioritaskan hal-hal yang sesuai dengan Roh Kudus. Hati saya harus selalu mencerminkan kualitas Roh Kudus. Kemauan dan keputusan saya harus selalu didasarkan kepada Roh Kudus. Jika kita masih seringkali memprioritaskan hal-hal yang menyenangkan hati sendiri, tidak peka akan kasih terhadap sesama, dan hampir selalu mengandalkan pengetahuan dan kemampuan sendiri dalam mengambil keputusan di dalam hidup sehari-hari. Kalau boleh disimpulkan, kehidupan seperti itu masih terpusat pada kepentingan diri sendiri.

2.      Bayar Harga Menderita Bersama Dia (ay. 17-18)

Paulus juga mengingatkan bahwa kehidupan yang berkemenangan di dalam Roh bukan suatu jalan yang mudah dilewati. Yesus menderita, dan kita yang mengikuti-Nya juga akan menderita. Penderitaan ini dianggap menderita bersama dengan Dia dan merupakan akibat atau konsekuensi dari hubungan kita dengan Allah sebagai anak, kemanunggalan kita dengan Kristus, kesaksian kita bagi Dia, dan penolakan kita untuk menjadi serupa dengan dunia ini. Namun hal ini seharusnya tidak membuat anak-anak Allah menjadi sedih atau kecewa, bahkan sebaliknya membuat kita semakin bergairah hidup sebagai anak-anak Allah karena penderitaan yang dialami tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan kita terima (ayat 18). Itulah yang mendorong Paulus untuk tetap setia dan sungguh-sunggung maju tak gentar dalam menjalani hidupnya sebagai pengikut Kristus.

Jadi, menjadi Kristen sejati harus hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus, yakni berpikir, berbicara dan bertindak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Menderita bersama Dia yaitu mau dan berani menderita karena status sebagai anak Allah, sebagai orang yang sudah menerima anugrah keselamatan, mempunyai pandangan hidup bahwa kemuliaan Allah dalam hal ini Mahkota Kehidupan menjadi kerinduan lebih dari apa pun, sehingga memiliki pemahaman dan iman sebagaimana Paulus dalam ayat 18 “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”. Tuhan Yesus Memberkati. Amin!
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
MHS
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner