MELAYANI TUHAN MELALUI CARA HIDUP
1 Samuel 2:26
Syalom, dalam melayani Tuhan dapat kita wujudkan melalui tindakan kita melayani manusia dan ketika kita melayani manusia kita harus mendasarkannya seperti kita melayani Tuhan. Melayani Tuhan dan melayani manusia atau sesama adalah kedua hal yang secara bersamaan sedang kita lakukan. Lalu bagaimana sikap kita dalam melayani Tuhan?
Sikap kita dalam melayani Tuhan yaitu dengan menghormati Tuhan melalui cara hidup kita. Ayat 26 dikatakan bahwa Samuel semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia. Padahal ayat-ayat sebelumnya firman Tuhan menceritakan kejahatan anak-anak imam Eli. Perikop ini mengontraskan perilaku dan sikap anak-anak Eli, yakni Hofni dan Pinehas, dengan Samuel, si pelayan Tuhan yang masih muda. Hofni dan Pinehas adalah imam-imam Tuhan yang tidak menghormati Tuhan (ayat 12).
Pertama, mereka melakukan fungsi keimaman sebatas ritual, tetapi sesungguhnya tamak dan rakus untuk mendapatkan daging kurban, jatah mereka sebagai imam. Sikap mereka menurut penulis 1 Samuel adalah "memandang rendah kurban untuk Tuhan" (ayat 17). Perbuatan mereka, melakukan perampasan terhadap daging-daging yang belum dibakar lemaknya (dalam Taurat, lemak dibakar untuk Tuhan) merupakan tindakan pelecehan terhadap Tuhan.
Kedua, mereka hidup secara amoral (ayat 22). Tindakan mereka itu menajiskan diri dan mengotori rumah Tuhan. Sayang sekali, Eli, sebagai ayah mereka tidak tegas menegur anak-anaknya (ayat 22-25).
Berbeda dengan cara hidup Samuel yang hidup dan dibesarkan di rumah Tuhan, melihat pemandangan yang kontradiktif itu: kudusnya rumah Tuhan dengan segala ritualnya dikotori oleh tingkah laku para imamnya. Memang perilaku dan sikap Samuel tidak dipaparkan secara jelas di sini. Hanya saja dijelaskan bahwa ia "semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia" (ayat 26).
Apakah kita termasuk kelompok orang-orang yang hidup tidak menghormati Allah, atau kelompok yang menjaga kekudusan diri bagi kesaksian akan kemuliaan dan kebesaran Allah kita? Berbagai perilaku dan sikap amoral yang dilakukan bangsa kita dan para pemimpinnya, bukan hanya merupakan dosa terhadap sesama kita, melainkan dosa terhadap Allah (ayat 25)! Tidak ada pengampunan dan berkat Tuhan yang bisa diharapkan, kecuali bertobat sungguh-sungguh! Maka dari itu, jika kita adalah seorang pelayan Tuhan hendaklah kita melayani Tuhan melalui cara hidup yang memuliakanNya. Jika kita mau melayani Tuhan. Maka, milikilah sikap yang menghormati Tuhan melalui cara hidup kita. Semakin umur kita bertambah melalui sikap yang menghormati Tuhan melalui cara hidup kita, orang lain akan senang dengan kehadiran kita untuk memberkati mereka sebab mereka menyukai karakter yang kita miliki terlebih-lebih Tuhan di senangkan dalam perbuatan kita dan nama Tuhanlah yang di permuliakan. Tuhan Yesus Memberkti, Amin!