TAMPIL BEDA
Markus 11:41-44
Shalom, sesuatu hal yang baru dilihat maupun didengar akan kelihatan luar biasa tetapi ada kemungkinan jika dilihat dan didengarkan terus menerus akan menjadi hal yang biasa-biasa saja dan seperti hanya berjalan begitu saja. Layaknya seperti hubungan manusia dengan Tuhan, Tuhan akan menilai biasa-biasa saja kalau yang diperhatikan-Nya mempuyai sikap yang biasa-biasa saja. Lalu apa yang Tuhan perhatikan dari kehidupan umat-Nya yang dapat membuat hati Tuhan menjadi tertarik dan kagum?
Ketika melihat seorang janda miskin memasukkan persembahan di kantong kolekte, mungkin ada orang yang berkata dalam hati, "Ah... persembahannya paling tak lebih dari seribu perak. Tidak ada artinya sama sekali!" Tak jarang orang akan mencibir, menyepelekan dan menganggap bahwa persembahan janda miskin itu tidak ada artinya sama sekali jika dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk operasional gereja. Berbeda jika orang kaya dengan penampilan yang 'mewah' memasukkan persembahannya di kantong kolekte yang sama, pasti kita akan bergumam dalam hati, "Wow... persembahannya pasti ratusan ribu, bahkan mungkin jutaaan rupiah!"... dan kita pun berpikiran bahwa persembahan orang kaya itulah yang pasti berkenan dan menyenangkan hati Tuhan. Penilaian itu lumrah jika kita menilainya dengan ukuran logika manusia!
Alkitab menyatakan bahwa janda miskin itu memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan. Peser adalah mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Ditinjau dari sisi nilai uang, persembahan janda miskin tersebut memang sangat kecil, namun jika ditinjau dari sisi kemampuan, pemberian janda miskin itu sangat besar sekali, karena "...janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (ay. 44). Melalui kisah ini Tuhan hendak menekankan bahwa selain melihat sikap hati atau motivasi seseorang dalam memberi persembahan, Ia juga mengingatkan agar dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan hendaknya kita memberi yang terbaik dari yang kita miliki, bukan asal-asalan atau sisa-sisa harta kita. Janda miskin itu memberi dari seluruh nafkahnya, semua yang ia miliki dipersembahkan kepada Tuhan. Inilah yang disebut dengan korban! Sementara orang kaya itu memberi dari kelebihannya, bisa saja itu merupakan sisa-sisa kekayaannya yang berlimpah-limpah dan hal itu tidak membutuhkan pengorbanan apa pun dan itu menjadi hal yang biasa-biasa saja. Tetapi apa yang diperbuat oleh janda miskin itu menunjukkan betapa ia sangat mengasihi Tuhan sehingga rela memberi semua yang dimilikinya untuk Tuhan.
“Memberi dari kekurangan” menjadi poin penting dari pujian Yesus terhadap persembahan yang diberikan oleh janda miskin. Ia tidak putus asa dengan keadaan hidupnya yang berkekurangan. Ia tidak mencari-cari alasan untuk tidak memberi. Ia juga tidak datang ke Bait Suci untuk duduk meminta-minta belas kasihan, tetapi ia memilih ambil bagian dalam memberi dari apa yang ia punya, yang telah ia sisihkan untuk TUHAN. Apa yang dilakukan oleh janda miskin itu sungguh membuat Yesus tertarik dan kagum karena janda miskin ini tampil beda, melakukan sesuatu yang lain dari pada yang lain yaitu dengan menyenangkan hati TUHAN dari semua yang dimilikinya. Jadilah berbeda dari apa yang biasanya manusia nilai. Tuhan Yesus Memberkati. Amin!